Nggak Ingin Cerita Usang Kembali

Cerita usang tak akan ku kenang dan telah kulempar jauh sejak lama. Namun kini, cerita itu kembali hadir bersama Roro di dekatku.
Roro Camelia, cukup indah namanya, tapi keindahan nama itu tak dibarengi oleh semua tingkah lakunya. Dulu, aku mau mengenalnya karena ia teramat baik di mataku, tapi setelah semua dia miliki dari aku, Roro kemudian menampakkan jati diri yang sebenarnya.
Selama ini diriku telah dibohongi olehnya dengan segala bentuk topeng yang ia kenakan.

Aku mengenalnya pada dua tahun silam. Selama itu pula telah banyak yang kuberikan kepada Roro. Bukannya tak ikhlas, tapi hanya kesal saja mengingat cara memintanya juga sangat baik.
Apa yang ia minta aku berikan karena memang diriku sangat mencintai gadis bernama Roro Camelia tersebut. Namun sayang, kemudian kecurangan, kebohongan, dusta sering ia ucapkan untuk menutupi semuanya.

Semua itikat tidak baiknya kemudian terbongkar olehku meskipun  boleh dibilangnya terlambat.
Saat itu diriku curiga, rumah yang telah aku belikan dihuni oleh beberapa orang yang kalau dilihat dari penampilannya adalah bukan orang-orang baik.
Orang-orang di rumah Roro selalu berbuat aneh saat aku berada disana, tampaknya mereka telah melakukan sebuah kegiatan aneh menurutku. Mereka selalu saja menghindar dariku.
Alih-alih dari sikap mereka selama ini memeng ada yang disembunyikannnya dariku. Belakangan aku ketahi jika mereka adalah sekelompok gigolo yang berada di bawah kendali Roro. Gila memang, aku nggak permah menyangka jika Roro seperti itu. Dia yang dulu aku anggap cewek sopan, baik, tidak aneh-aneh pada pergaulannya ternyata dia seperti itu. Ternyata dia hidup di tengah kehidupan sex yang sangat tabu buatku.
Tanpa menunggu lama, diriku langsung bertindak dengan mengambil semua aset yang telah kuberikan kepada Roro. Namun sayang, diriku kalah langkah sama dia. Aku kalah cerdik. Aku terlalu tolol untuk itu semua.
Roro telah merubah semua aset itu menjadi miliknya tanpa sepengetahuanku, kemudian diriku menggugat semuanya ke kantor pengadilan, tapi aku kalah.

Kini aku hanya bisa menyesali apa yang telah terjadi. Kiranya aku nggalk bisa belajar dari kesalahan waktu pertama dengan Caroline. Saat itu kejadiannya juga sama dengan Roro. Cariline juga telah menyalah gunakan kepercayaanku. Apa yang aku fasilitaskan dan aku berikan kepada dia telah dijualnya, kemudian dirinya pergi dan tinggal di luar negeri.

Dari dua pengalaman itu kemudian diriku sulit untuk mempercayai siapa pun. Aku nggak lagi sok sosial dengan apa yang kupunyai, meskipun mereka memasang wajah ibanya.
Aku cuek saja meskipun mereka meminta-minta disertai tetesan air mata, karena diriku sudah cukup kecewa oleh mereka. Dan aku nggak ingin cerita usang seperti itu kembali lagi. (*)

0 Tanggapan untuk "Nggak Ingin Cerita Usang Kembali"

Posting Komentar