Sosial media memang sebuah tempat yang asik untuk sebagian orang. Banyak orang yang memiliki akun di sosial media merasa senang, dan kehidupan mereka serasa lebih semarak. Mulai dari sekedar cuap-cuap dengan status yang ditulisnya,
mempromosikan barang dagangan biar laku, bahkan sampai ngegombal cinta pun ada disana.
"Hei Jhon, sibuk sangat dari tadi kuperhatikan. Lagi main apa sih kamu?!" Suara Paimin yang baru mendatangi Jhoni. Remaja berbadan kerempeng itu heran melihat si Jhoni yang akhir-akhir ini kelihatan sibuk dengan hpnya. Tak jarang Paimin menggeleng-gelengkan kepala di teras rumahnya saat melihat si Jhoni tersenyum dan tertawa sendiri dengan hp yang dipegangnya. Paimin dan Jhoni adalah dua remaja yang rumahnya saling berhadapan.
"Eh kamu Min. Ini lagi main fb," Jawabnya Jhoni dengan pandangan mata kembali menatap layar hp.
"Fb itu apa sih Jhon?"
"Fb itu Facebook. Makanya kamu segera beli hp agar bisa main fb Min....," Ujar Jhoni dengan gaya anak metropolitan, padahal ia hidup di perkampungan, malah terbilang pelosok.
"Oh..., coba aku lihat Jhon," Paimin pun penasaran. Dilongoknya layar hp itu, remaja itu kemudian manggut-manggut.
"Kenapa Min, asik kan? Aku ada Twitter, Yahoo Messenger, Whatsapp, Whechat, Talk, Line, Google Plus, dan yang terheboh ini nih Min... Instagram. Disitu ada banyak cewek lho Min," Ucap Jhoni sambil menunjukkan beberapa akun miliknya. Mata Paimin tak berkedip saat dilihatnya ada foto Agnes Monica dengan pose menantang di akun Instagram milik si Jhoni.
"Itu foto Agnes Mo kan Jhon?"
"Iya, foto terbarunya yang diunggah ke akun Instagramnya. Itu kalau nggak salah ada dalam lagu bertajuk 'Boy Magnet', lagu terbarunya dia," Jhoni menjelaskan. Sementara Paimin terlihat sibuk membetulkan celananya.
"Lha fotomu sendiri mana Jhon?" Tanyanya Paimin. Jhoni tersenyum. Diperlihatkannya foto-foto di dalam akun Facebooknya pada Paimin.
"Ini photo profil atau PP Facebook ku Min,"
"Mana?! Ini bukan fotomu kok. Ini foto siapa Jhon?!" Paimin bingung, Jhoni malah tertawa.
"Iya Min, ini bukan fotoku tapi foto-foto orang lain,"
"Maksudmu?"
"Ah kamu Min. Ya biar kita dapat cewek...!"
"Begitu? Dan kamu sudah mendapatkan cewek di fb?"
"Sudah. Sebentar, ini cewekku Min. Cantik kan? Dia tinggalnya di Kabupaten lain tapi...," Jhoni berbangga.
Paimin tidak enak makan dan tidur. Dirinya terus memikirkan bagaimana bisa memiliki sebuah hp seperti halnya si Jhoni.
Dibukalah tabungannya yang berbentuk kendi tersebut. Setelah isinya dihitung dan merasa masih kurang, maka remaja itu meminta uang ke orang tuanya sebagai tambahan.
Siang itu juga Paimin pergi ke konter hp ditemani oleh si Jhoni.
Setelah tanya dan memilih, dan dirasanya cocok, dia pun membayar hp tersebut. Kini wajah si Paimin tampak sumringah berseri karena telah memiliki sebuah hp meskipun tak secanggih kepunyaan si Jhoni yang anak orang kaya itu.
"Asik..., sekarang kamu sudah punya hp Min. Mau aku bikinkan akun Facebook? Tapi harus beli kartu operator dulu...," Paimin mengangguk. Dibelinya sebuah kartu untuk hpnya. Setelah penasangan kartunya beres, Jhoni pun membuatkan sebuah akun Facebook untuk Paimin.
"Bagaimana Jhon?" Tanyanya Paimin penasaran.
"Sip Min, sudah jadi. Ini," Jhoni tersenyum.
"Lho, kok namanya Rendi Syahputra bukan namaku, dan ini foto siapa Jhon? Hahahaaa,"
"Iya lah Min, sebab namamu nggak bagus buat berkenalan sama cewek-cewek di Facebook. Itu tadi fotonya aku ambil di Google, ya... biar cewek-cewek pada naksir kamu, begitu Min Paimin," Terang Jhoni. Remaja degil itu kemudian diajari main Facebook oleh si Jhoni yang sebenarnya bertampang jelek, giginya dia saja tonggos lima ince.
Sejak Paimin punya hp dan bisa main Facebook, gaya hidupnya mulai berubah.
Paimin sering bermalas-malasan untuk membantu orang tuanya di sawah. Dia lebih mementingkan bermain Facebook dari pada harus belepotan terkena lumpur sawah.
Pagi sampai malam yang diurusi si Paimin cuma Facebook, facebook, dan facebook.
Dalam waktu sebentar saja Paimin sudah pintar bermain Facebook, bahkan dia telah ikut bergabung ke beberapa grop remaja, anak gaul, sampai grop tante & janda sexy. Hal itu ia lakukan tidak lain untuk mendapatkan kenalan cewek yang diinginkannya.
Usaha Paimim tidak sia-sia, dirinya kemudian berkenalan dengan seorang cewek di salah satu grop yang diikutinya.
"Ah bisa saja kamu Wi. Ngomong-ngomong kapan kita bisa ketemuan?" Tulis Paimin di inbox cewek teman chattingnya.
"Idihhh mas Rendi ini, sabarlah mas... baru seminggu kita kenal sudah ngajak ketemuan. Tapi kalau itu maunya, ya ok lah. Kita ketemuan bulan depan, hari minggu pertama, di alun-alun kota. Bagaimana mas?" Tulis cewek bernama Dewi. Rendi pun berjingkrak-jingkrak kegirangan. Ajakannya diiyakan oleh cewek tersebut. Namun begitu, cewek bernama Dewi itu sebenarnya sanksi atas diri Paimin. Oleh karena tempat tinggalnya Dewi yang tak terlalu jauh dengan Rendi Syahputra atau nama aslinya Paimin itulah akhirnya ia mengiyakan ajakan Paimin.
Paimin terus merayu dan meyakinkan si Dewi. Pada akhirnya cewek tersebut menerima ungkapan cintanya si Paimin. Bahkan saking mautnya rayuan gombal si Paimin, Dewi sampai rela membelikan pulsa berulang kali untuk Paimin.
Hari minggu pertama di bulan yang dijanjikan telah tiba. Dengan berpenampilan rapi dan perlente, Paimin menuju ke alun-alun kota untuk menemui Dewi, cewek kenalannya tersebut. Begitu juga dengan Dewi, dia mempersiapkan segala sesuatunya untuk menemui Paimin disana.
"Mana ini Dewi, katanya suruh nunggu disini, huuufff," Paimin menghela nafas. Pandangannya menyapu ke seluruh sudut alun-alun kota, tapi tak ada tanda-tanda jika ceweknya telah berada di tempat itu.
Sementara di sudut lain, seorang wanita berpakaian sexy terlihat celingukan seperti tengah mencari seseorang.
"Apakah itu dia? Tapi kok tidak meyakinkan begitu sih," Gumam wanita tersebut yang lantas menuliskan sesuatu di fitur messenger facebooknya.
"Iya Wi, ini aku. Kamu sendiri dimana sekarang?" Tulis Paimin membalas inbox yang diterimanya.
"Oh, jadi itu kamu? Tapi...,"
"Tapi kenapa Wi?"
"Kok beda banget dengan yang di photo profil facebookmu. Kamu bohongi aku ya Ren?!" Tulisnya Dewi lagi. Sementara itu Paimin tampak mati kutu. Namun begitu, remaja berbadan kerempeng nan degil itu tak patah semangat. Dia terus meyakinkan si Dewi hingga cewek itu pun bersedia bertatap muka dengannya.
Kedua manusia tersebut beradu pandang. Dada Paimin berdegup kencang karena tatapan mata Dewi yang tajam menghujam hatinya. Berulang kali Paimin menarik nafasnya, dia terpesona oleh kecantikan cewek di hadapannya.
Lain lagi dengan si Dewi, dia merasa eneg melihat wajah Paimin yang penuh taburan jerawat batu. Belum lagi kulit Paimin yang hitam legam bersisik, membuat Dewi ingin lekas berlari jauh darinya.
"Dewi, kamu cantik sekali. I love you say," Ucap Paimin tiba-tiba dan membuyarkan tatapan si Dewi kepadanya.
"Halaaaahhh gombal!" Cewek itu langsung membalikkan badan, pergi dari hadapan Paimin tanpa permisi.
"Dewi...! Aduh..., sial bener ini wajah, huh!!!" Gerutu si Paimin dan langsung menendang botol kosong air mineral yang sejak tadi teronggok di dekatnya.
"Sialan itu orang, bikin kecewa saja!
Tahu dia jelek, pasti aku nggak mau diajak bertemu. Huh, dasar! Dia telah menipuku." Dewi mengomel sendiri. Dia mempercepat langkahnya dan masuk ke dalam kendaraan angkutan dengan rasa kecewa. (*)
Hahahaaaaaa, Paimin.... Paimin! Bergaya sih kamu... Jadi ngecewain cewek deh. Sip.... ceritanya ok brot...
BalasHapus