Joy Meninggal di Pantai

Gemuruh suara aneh membuat banyak manusia gelisah dan panik.
Di sebuah tempat pinggiran pantai, kami duduk menikmati suasana senja yang saat itu memang tampak indah dan membuat kami enggan untuk beranjak.
Tatapan kami kemudian tertuju pada sebuah pusaran angin di tengah pantai dan tampak indah karena itu sebuah kejadian alam yang jarang kami temukan.
Kebanyakan dari kami melihat ke arah pusaran tersebut dengan terkagum-kagum.
Tidak lama kemudian, pusaran angin itu seperti mendekat ke pinggir pantai dengan suaranya yang bergemuruh. Kami tercengang, ia begitu cepat bergerak ke arah kami.
Sangat mengerikan, ombak laut bergelombang tinggi seperti hendak menjilat langit. Kami lari tunggang langgang menghindar dari tempat tersebut. Namun sayang, langkah kami tidak secepat gerakannya hingga diantara kami yang ada pun tersapu olehnya, tergulung, bahkan kemudian terlempar tak tentu arah.
Tubuh manusia, pepohonan, bergelimpangan tergilas kekuatan dasyat yang sebelumnya kami anggap sebuah keindahan.
Kini dia sangat bengis melibas apa saja yang dilaluinya.

"Joy......, berpegangan yang kuat! Kita bertahan disini!" Teriakku ditengah pasir pantai yang berterbangan terhamburkan oleh gulungan angin dan menghujani tubuh kami.
Tadinya Joy berada disampingku dengan kugandeng tangannya, tapi angin itu kemudian menghempaskan diriku dan Joy hingga kami terpisah.
Dengan memicingkan mata karena debu dan pasir yang menerpa wajah, diriku melihat Joy seperti tak sanggup lagi bertahan dengan memeluk pohon kelapa yang menjulang. Joy tampak kewalahan.

"Joy..........………!!!" Pegangan tangan Joy terlepas. Tubuhnya terangkat oleh pusaran angin, lalu menghilang entah kemana. Aku yang melihat hal itu langsung berteriak histeris. Ingin diriku mengejarnya, tapi tak sanggup.
'Wuzzzzzzzzzz' tubuhku terasa ringan melayang di udara. Beberapa saat kemudian 'Bluk!!!' Tubuhku terbanting ke tanah dengan kerasnya.
Angin itu juga mengangkatku dan membantingnya. Rasa remuk diseluruh tubuh kurasakan.
Aku menatap ke sekelilingku, banyak pohon tumbang, bangunan pada roboh rata dengan tanah.
Amukan angin telah usai, pikirku. Diriku bangkit dan bergegas mencari Joy. Tapi, gemuruh kembali terdengar lebih mengerikan.
Aku menoleh ke tengah lautan, seperti awan hitam bergulung-gulung bergerak cepat menuju tepi pantai.

"Joy..………, kamu dimana.....?!!!" Teriakku lagi mencari Joy, tapi tiada sahutan.
Dengan cepat aku menelungkupkan diri ke tanah karena pusaran angin yang lebih mengerikan telah menyapu bibir pantai.
Saat itu aku nggak bisa berkata apa-apa lagi selain berdo'a agar selamat dari gulungan angin yang sangat dasyat.
Tubuhku sampai tertutupi oleh pasir pantai yang berterbangan disapu angin itu.
Setelah keadaannya normal, aku bangun dan berdiri. Kupandangi sekitarku, pepohonan banyak yang tumbang. Begitu juga dengan gubuk-gubuk disepanjang pantai pada ambruk rata dengan tanah.

"Joy..…………!!!" Teriakku memanggilnya, tapi tak ada sahutan juga dari Joy.
Pandanganku tertuju pada sebuah gundukan tidak jauh dariku. Aku pikir itu si Joy. Bergegas aku berlari ke gundukan tersebut.
Gundukan itu terlihat bergerak, kemudian sesosok tubuh terbangun.

"Joy, kamu selamat Joy? Syukurlah," Kudekap tubuhnya yang penuh debu.
Aku terkejut karena di sisi kepalanya si Joy mengalir darah. Kepala Joy terkena hantaman pohon kelapa yang tumbang.

"Jhon," Suara Joy tampak lemas. Aku merangkulnya dan memapahnya berjalan untuk pulang. Namun, belum juga langkah kami jauh, tiba-tiba tubuh Joy lunglay dan ambruk ke tanah.
Sungguh aku sangat panik melihat keadaannya.

"Joy, Joy, Joy…………………………………!!!" Si Joy tidak bergerak lagi. Dia telah meninggal. Tubuhnya kaku dan sangat dingin. Aku berteriak histeris, kekasihku meninggal di tempat itu.
Dengan mata berair dan sesungukan, aku bopong tubuhnya menuju jalan raya untuk selanjurnya naik angkutan menuju rumah Joy. (*)

0 Tanggapan untuk "Joy Meninggal di Pantai"

Posting Komentar