Aku yang baru pindah dari kota ke kampung karena mengikuti istri, tidak tahu tempat mana saja yang angker di perkampungan tersebut.
Aku terus berjalan menuju rumah setelah tadi malam mengairi sawah yang lagi tanam padi.
Entah kenapa tiba-tiba diriku ingin sekali berkeliling kampung sepulang dari mengairi sawah.
Aku terus berjalan dan sampai di ujung perkampungan.
Langkahku terhenti saat mendengar suara aneh. Tajam mataku menembus semak belukar di sekitar, tapi tidak menemukan apa-apa. Mendadak rasa merinding menjalar ke seluruh tubuhku.
Sinar lampu senter di tanganku menari-nari mencoba menembus belukar yang lebat.
Sebuah bayangan orang berjalan dengan terseok diantara belukar. Aku memicingkan mata, mengamati bayangan tadi. Namun kemudian hilang di kegelapan.
"Siapa dia?" Gumamku lirih. 'Bluk!' sesuatu seperti dilemparkan. Aku mendekat, ku arahkan sorot lampu ke suara tadi. Betapa terkejutnya diriku ketika kudapati sesosok tubuh manusia dengan berlumuran darah di sekujur tubuhnya.
Aku mundur selangkah, sesosok berwajah renta dengan menyeringai berdiri di hadapanku. Dengan gerakan cepat aku berlari, tapi kaki ku terasa berat.
Ketakutantanku semakin memuncak saat sosok menyeringai itu sudah berada di depanku. Dia langsung mencekeram leherku. Aku meronta dan mendorong tubuh rentanya, tapi tenaganya kuat sekali hingga dia tak bergeming karena doronganku.
Cengkeramannya semakin kuat mencekik leher, sampai-sampai aku susah bernafas.
Untung suara kokok ayam bersahutan terdengar dan dia tampak panik kemudian melepaska cengkeraman tangannya di leherku. Dia pun menghilang entah kemana tanpa jejak. Sedangkan tubuh yang sebelumnya kulihat terbujur juga tidak ada di tempat semula. Aku langsung mengambil langkah seribu meninggalkan tempat itu.
"Ada apa denganmu Wan? Pagi-pagi berlari sekencang itu seperti dikejar hantu," Tanyanya pak Lindu yang hendak ke sawah.
"Eeeee anu pak, ada setan,"
"Dimana setannya? Ada-ada saja kamu ini Wan,"
"Benar kok pak. Ada setan di dekat rumah tua sana,"
"Owh, kalau disana itu memang benar. Aku juga pernah melihatnya.
Kata orang-orang, dia bernama Nyi Oglek. Dia munculnya nggak tentu, tapi disetiap kemunculannya biasanya selalu memakan korban," Kata pak Lindu.
"Ya sudah pak, saya mau pulang ke rumah dulu,"
"Iya Wan. Hati-hati, bisa jadi Nyi Oglek mengikutimu Wan, heheee,"
Merinding masih kurasakan meskipun telah sampai di rumah. Aku langsung mengguyur tubuh dengan air kolah, mandi, walaupun sangat dingin sekali.
Aneh, wajah renta yang katanya bernama Nyi Oglek itu muncul di pojokan kamar mandi, kemudian menghilang dengan cepat. Bergegas kusudahi mandinya, lantas bersembunyi dibalik selimut.
"Sialan, kenapa wajahnya terus mengganggu diriku?" Tak mau terus terganggu, aku pun mengambil air wudhlu dan menjalankan shalat subuh yang hampir saja terlupa.
Semua terasa tenang. Bayang wajahnya telah hilang dari pelupuk mataku. Aku keluar rumah dan duduk di teras. Kulihat pak Ridwan berjalan ke arahku dengan menggendong si kecil yang baru berumur setahun.
"Tidak masuk kerja Wan?"
"Masuk malam pak.
Pak Ridwan, benarkah rumah tua di ujung kampung itu angker?"
"Rumah Nyi Oglek maksudmu?
Iya Wan, rumah itu sangat angker. Sudah beberapa kali Nyi Oglek muncul dan memakan korban. Memangnya kenapa Wan?"
"Tadi menjelang pagi, aku dicekik olenya,"
"Hah?! Yang benar saja Wan?!"
"Benar pak. Untung kokok ayam kemudian terdengar dan lepaslah aku dari cengkeramannya.
Memangnya siapa sih Nyi Oglek itu pak?"
"Beruntung sekali kamu selamat Wan.
Dulunya Nyi Oglek itu adalah orang biasa seperti halnya kita. Kemudian Nyi Oglek meninggal secara mengenaskan di kamar mandinya. Menurut orang-orang sih, katanya dia dibunuh oleh peliharaannya sendiri.
Nyi Oglek memelihara makhluk untuk pesugihannya.
Sudah beberapa orang pintar mengusir makhluk peliharaan perempuan itu, tapi makhluk tersebut tak mau pergi. Bahkan dia membunuh salah seorang orang pintar yang mengusirnya. Sejak saat itu, makhluk peliharaan Nyi Oglek selalu memakakan korban manusia disetiap kemunculannya.
Sebenarnya itu bukan Nyi Oglek karena wanita itu telah mati. Itu adalah sosok makhluk peliharaan Nyi Oglek yang menyerupainya. Dan perlu kamu ketahui Wan, makhluk itu akan memakan korbannya di kamar mandi rumah tua tersebut,"
"Oh begitu ya pak. Jadi makhluk itu akan membawa korbannya ke dalam rumah tua untuk selanjutnya dibunuh di kamar mandi,"
"Iya Wan, dan kebanyakan korbannya seperti orang linglung kemudian masuk ke dalam rumah itu. Mungkin karena korban itu telah dirasuki oleh makhluk tersebut , sehingga linglung dan masuk ke dalam rumah.
Makhluk yang menyerupai Nyi Oglek itu sangat sadis dalam membunuh korbannya. Dia melobangi dada si korban, dia mengambil hati, jantung, dan isi kepala si korban lantas membuang tubuh korban ke halaman rumah,"
"Sangat mengerikan ya pak,"
"Iya Wan. Makanya kita harus hati-hati terhadap makhluk yang satu itu.
Ya sudah Wan, aku mau jalan-jalan dulu," Pak Ridwan melangkah, aku terdiam dan kembali berkidik.
Hari telah malam. Saat aku sedang memakai baju seragam pabrik dan hendak berangkat kerja, tiba-tiba lampu di kamarku mati. Saat kunyalakan lilin, ada sekelebat bayangan melintas di depan pintu kamar yang terbuka. Diriku pun melihat keluar kamar, tapi tidak ada apa-apa.
Mendadak bulu kuduk merinding. Wajah Nyi Oglek menyeringai di depan lemari. Spontan aku berlari keluar kamar. Dengan nafas tersengal diriku duduk di dekat istri dan mertuaku. Mereka heran dengan tingkahku. Aku pun menceritakan kepada mereka.
"Nyi Oglek ada di rumah ini!" Mereka menatapku seakan tidak percaya. Malam itu aku tidak berani berangkat kerja, di rumah pun tak dapat tidur gara-gara dihantui wajah Nyi Oglek yang menyeramkan.(*)
0 Tanggapan untuk "Misteri Kamar Mandi Nyi Oglek"
Posting Komentar