Sahabat Kecilku Kini Dia Telah Tiada

Aku duduk termenung teringat masa silam. Dimana Aku dan sahabatku sering bermain bersama.
Waktu itu kami sering bermain di pantai, bermain pasir laut, mencari kerang sampai memburu hewan bernama Srintil, hewan kecil yang larinya cepat.

"Andre, dimanakah kamu kini? Aku kangen saat-saat kita bersama," Suaraku lirih di tengah hembusan angin laut.
Aku mendongak ke atas, memandang ke arah barat, sebentar lagi senja. Dan biasanya kita suka jahil pada anak-anak muda yang lagi memadu kasih di bibir pantai.
Sudah hampir lima belas tahun diriku dan Andre tak pernah bersua sejak orang tuanya Andre berpindah tempat tinggal. Konon menurut kabar yang kudapat dari saudaranya yang berada di kampungku, orang tuanya Andre tinggal di sebuah pulau dekat negara Malaysia dan Singapura, pulau Batam namanya.

Entahlah, mungkin karena persahabatan kami yang terbilang kental hingga di usiaku yang menginjak dua puluh satu ini pun masih sering teringat Andre.
Aku beranjak dari tempat duduk, lantas melangkah pulang.
Sesampai aku di rumah pun masih kepiran si Andre yang umurnya sama denganku.
Kuhempaskan tubuh kerempeng ini ke kursi, sebentar mataku terpejam. Aku kemudian bangkit karena teringat akan nomer phonsel milik saudara Andre.
Langsung kusambar phonsel yang sedari tadi tergeletak di atas kasur dan menghubungi mbak Vinna, saudara Andre dari sang ibu.

"Hallo, mbak Vinna?"

"Iya, siapa ya?"

"Ini aku mbak, Toni Anggara,"

"Oh kamu Ton, ada apa?"

"Mbak Vinna tahu tidak nomer hpnya Andre Firmansyah?"

"Tahu,"

"Saya minta nomernya Andre dong mbak,"

"Sebentar," Kemudian mbak Vinna memberikan nomer itu. Setelah mengucapkan terima kasih, aku menutup pembicaraan dengan mbak Vinna dan langsung menghubungi nomer si Andre.

"Hallo, Andre kah?" Kataku melalui phonsel.

"Iya benar. Anda siapa?!

"Bagaimana kabarmu Ndre? Ini aku, Toni Anggara. Masih ingatkah denganku?"

"Toni Anggara? Siapa ya? Maaf, aku tidak mengenal Anda," Suaranya dari jauh.

"Benarkah kamu tidak mengenalku Ndre?
Mungkin kamu akan mengebalku jika ingat masa kecil, yakni lima belas tahun yang lalu. Kita bersahabat waktu kecil. Kita sering bermain di pantai Sikucing, ingatkah Ndre?"

"Sebentar. Oh......, ya ya aku ingat sekarang. Bagaimana kabarmu Jhon...?!

"Kabarnya baik Ndre. Bagaimana juga denganmu disana? Lama kita tidak bertemu," Kami mengobrol lama sekali. Sering kami tertawa terbahak saat bercerita masa kecil dulu. Namun kemudian kami terdiam saat Andre menceritakan kalau bapaknya telah meninggal, ibunya sering sakit-sakitan. Sementara dia sendiri terkena penyakit aneh yang hingga kini belum kunjung sembuh.
Aku yang tadinya gembira pun mendadak berubah sedih karena mendengar cerita Andre tersebut.

"Kira-kira kamu sakif apa sih Ndre?"

"Entahlah Jhon. Sudah berulang kali berobat ke dokter dan orang pintar, tapi tetap sama. Badanku sering lemas dengan kepala serasa hendak pecah dan tertusuk-tusuk benda tajam. Sering linglung dan lupa ingatan,"

"Sangat aneh sekali penyakitmu ya Ndre,"

"Iya Jhon, uhuuuk uhuk uhuk," Jawab Andre dengan terbatuk.
Setelah kami puas berbincang, Aku pun pamit sama Abdre karena ada sesuatu hal di rumah. Sebelum aku menutup telefon, diriku berjanji nanti akan menghubunginya kembali.

Malam berganti dengan pagi. Begitu pun pagi terganti oleh siang dan sore.
Malam berikutnya, aku menghubungi Andre lagi. Tapi diriku terkejut saat yang menganggkat telfon dariku adalah ibunya Andre dan beliau nengatakan kalau Andre telah meninggal sore tadi.
Hampir aku tak percaya dengan kepergian sahabatku itu. Baru kemarin malam aku bisa berbincang dengannya setelah puluhan tahun berpisah, tapi tadi sore ia berpulang ke sisihnya.
Perasaanku sedih, tak mungkin lagi diriku bisa bertemu dengan sahabatku sejak kecil itu sebab dia telah meninggal dunia karena penyakit yang dideritanya. Selamat jalan kawan, semoga kamu diterima disisihnya, lirih suaraku dengan kedua mata berkaca-kaca. (*)

0 Tanggapan untuk "Sahabat Kecilku Kini Dia Telah Tiada"

Posting Komentar