Adzan maghrib baru saja selesai, mata telanjangku menangkap sebuah gerakan aneh di sudut rumah tetangga. Gerakan aneh itu tidak lain dari sebuah makhluk yang terasa asing bagiku karena sebelumnya diriku tidak pernah mengenal atau mengetahui adanya makhluk seperti itu.
Tubuhnya kerdil, kepalanya plontos dengan mata melotot dan mulut menyeringai. Dia mengendap-ngendap diantara tumpukan kayu bakar di belakang rumah itu.
Diriku terus mengawasinya karena ingin mengetahui apa yang hendak diperbuatnya.
'Kletek kletek' sebuah ranting mungkin terpijak olehnya. Aku mengucek-ngucek mata karena tiba-tiba saja makhluk itu hilang dari pandangan. Tidak lama kemudian terdengar suara jeritan takut dari dalam rumah pak Lukman. Pasti makhluk tadi sudah berada di dalam sana, gumamku.
Dengan terus mendengarkan apa yang terjadi di rumah pak Lukman, diriku hendak ke rumah tetengga tersebut. Namun kemudian kubatalkan karena makhluk itu kembali berada di luar rumah pak Lukman.
Makhluk itu menatapku dengan mulut menyeringai dan mengeluarkan suara aneh.
Makhluk itu berlari mungkin menghindar dariku. Diriku yang penasaran pun lantas mengikutinya.
Dia berhenrti di samping rumahnya pak Wondo, samping kanan rumahku. Lantas dia menghilang dari pandanganku.
"Tolong.... Tolong...!!!" Suara dari dalam rumah pak Wondo. Aku berlari dan langsung menerobos masuk ke dalam.
Aku sangat terkejut tatkala melihat si Adi (anaknya pak Wondo) sedang mendelik-delik seperti lagi dicekik.
"Kenapa dengan Adi bu?!" Tanyaku agak gusar.
"Tidak tahu ini mas, tiba-tiba saja dia seperti itu," Bu Wondo gusar dan ketakutan.
"Bismillahirrohmanirrohiim...," Dengan niat dan mengharap ridhonya, aku mengusap wajah anak kecil itu. Mendadak sosok makhluk kerdil berwajah mirip anak kecil itu melompat mundur. Dia menatapku dan hendak kabur melarikan diri. Namun dengan cepat aku memburunya. Dia berhasil aku tangkap dan langsung ku ikat dengan do'a-do'a.
Makhluk itu meronta-ronta minta dilepaskan, tapi aku nggak akan melepaskannya sebelum dia mengatakan apa yang hendak diperbuatnya.
Rupanya makhluk itu tidak mau mengaku, bahkan dia menendangku. Melihat hal itu, diriku pun kemudian menghajarnya.
Setelah merasa sakit dihajar, dia meminta ampun kemudian mengatakan apa maksudnya dengan mencekik si Adi, anaknya bu Wondo tersebut.
"Ayo katakan sebelum aku menghajarmu lebih keras lagi, hai makhluk aneh!" Ucapku. Dia pun mengatakan jika dirinya sedang mencari tumbal karena lapar. Dia bilang sudah sepekan tidak dikasih makan oleh majikannya yang tengah ke luar kota.
Dia diam tidak mau mengaku siapa nama majikannya. Tapi kemudian mengatakan kalau majikannya adalah seorang lelaki di kampung sebelah, aku pun paham yang dia maksud.
Makhluk itu kemudian aku lepaskan dengan syarat dia jangan pernah lagi mengganggu dan mencari korban di kampungku, dia bilang iya, lantas pergi dari hadapanku.
"Sudah aman bu, Insya Allah si Adi tidak srperti itu lagi,"
"Terima kasih ya Allah SWT. Terima kasih ya mas...,"
"Iya bu, sama-sama," Aku pamit pulang pada bu Wondo karena tadi belum menjalankan shalat maghrib.
Diluar dugaanku yang telah melepaskan makhluk itu. Seminggu kemudian kampungku geger dengan banyaknya orang yang melihat makhluk tersebut. Bahkan seorang anak kecil di tetengga RT (Rukun Tetangga) telah menjadi korbannya.
Terang saja diriku geram. Bersama warga yang lain kemudian kami berencana menjebaknya. Jika tettangkap nantinya dia akan kami kurung, bahkan mungkin akan dikembalikan ke tempat asalnya sebelum dia dipelihara oleh majikannya.
Benar saja, salah seorang warga melihat makhluk itu berkeliaran di kampung kami. Tidak menunggu lama, kami langsung memburunya. Namun makhluk itu tampak lebih gesit dari sebelumnya, berulang kali dia berhasil lolos dari sergapan kami. Tapi kami tidak lantas menyerah, akhirnya makhluk itu dapat kami tangkap.
Kami menghajarnya beramai-ramai hingga dia babak belur dan tak berkutik lagi, kemudian makhluk itu kami kirim kembali ke tempatnya semula sebelum di piara oleh manusia. Kampung kami pun aman dari ancaman makhluk pencari tumbal seperti itu. (*)
Makhluk pencari tumbalnya ngeri banget gan..
BalasHapusItu makhluk buat mencari harta benda bagi pemeliharanya, ya? Memang harus disingkirkan makhluk seperti itu, sangat berbahaya dan merugikan.
Sangat berbaha makhluk seperti itu. Akan sangat merugikan banyak orang jika makhluk seperti itu dibiarkan berkeliaran.
BalasHapusIya gan. Makhluk yang dipelihara untuk pesugihan memang harus disingkirkan agar tidak menjadi momok yang merugikan bagi orang lain.
BalasHapusBenar sekali. Jika makhluk seperti itu dibiarkan maka akan sangat merugikan buat orang lain.
BalasHapus