Selingkuh Gila-Gilaan, Part 1

"Aku berangkat dulu lho Ma. Oh iya, mungkin agak lama pulangnya,"

"Kok lama sih Pa pulangnya,"

"Iya, soalnya nanti mampir ke China dan Jepang,"

"Kalau begitu, nanti Mama di bawakan liontin dan batu giok, ya pa...," Pinta tante Anggi dengan manja pada suaminya yang seorang Kapten sebuah kapal layar. Kapten nan gagah itu pun menggangguk, lantas mencium kening sang istri sebelum masuk ke mobil sedan yang menjemputnya di rumah.

"Papa berangkat dulu Ma, daaaaa,"

"Da Papa...,"

Tante Anggi memandang keberangkatan suaminya dengan tersenyum. Wanita itu bergegas masuk ke dalam rumah untuk melanjutkan pekerjaan rumah tangga. Maklum, tante Anggi sengaja tidak memperkerjakan seorang pembantu dalam menyelesaikan pekerjaan rumah, padahal keuangan keluarganya boleh dibilang berlebihan dan mampu untuk membayar tenaga pembantu.

'Kring... Kring... Kring...' telfon berdering. Dengan cepat tante Anggi mengangkat gagang telfon. Sebentar kemudian wanita cantik bertubuh sintal itu terlibat pembicaraan dengan seseorang.
Sesekali wanita itu tertawa, tersenyum, juga tampak keseriusan di wajahnya.

"Nanti saja kamu kesininya Roy, jam 9. Suamiku baru saja berangkat. Takutnya nanti dia balik lagi karena sesuatu ada yang tertinggal di rumah," Suara tante Anggi kepada seorang lelaki yang menelfonnya.

"Ok say. Emmm, nanti kita main di rumah apa di luar?"

"Di rumah juga boleh. Tapi nanti lewat jam 9 ya Roy," Lelaki yang menelfon wanita itu kemudian menutup telfonnya. Tante Anggi terdiam sebentar, matanya memandangi seisi ruangan, lantas tersenyum sendiri.
Wanita sintal itu kemudian masuk ke kamar dan berbenah.

"Siapa lagi ini. Oh Anton, mau apa dia.
Hallo," Diangkatnya smartphone yang tadi tergeletak di meja. Seorang yang bernama Anton menelfon tante Anggi. Seperti halnya Roy, lelaki bernama Anton juga kangen dengan wanita tersebut. Perlu diketahui saja, selama ini tante Anggi sering berhubungan dengan tiga pria disaat suaminya pergi berlayar.
Sepertinya tante Anggi memang tidak puas jika hanya berhubungan dengan satu lelaki.

"Apa hari ini kita bisa happy-happy say?"

"Jangan hari ini say, suamiku lagi ada di rumah,"

"Oh ya sudah, jadi kapan say?"

"Mungkin tiga hari lagi say. Kamu lagi apa ini?"

"Aku lagi santai saja, nunggu kabar darimu. Tapi kalau suamimu ada di rumah ya... sabar saja nunggunya, heheee,"

"Ok ok, aku tinggal dulu ya say. Mau menemani suami dulu. Awas lho, jangan menelfon lagi, nanti ketahuan, bye...," Tante Anggi menutup pembicaraan. Sekali lagi wanita sintal itu tersenyum. Dia cukup bangga karena merasa dikelilingi oleh pria-pria gagah yang selama ini menemaninya dalam mereguk kenikmatan.
Tante Anggi memang bisa mengajak mereka untuk bersenang-senang kapan saja ia mau.

Smartphonenya kembali berbunyi. Seorang pria menelfonnya. Dia adalah Roy yang tadi sudah dijanjikan agar datang ke rumahnya pada jam sembilan lebih. Kini sudah jam 9.31 WIB, dan Roy pun hendak datang.

"Iya Roy, iya. Sekarang kamu boleh datang.
Emmm, anu Roy. Tolong kamu mampir ke warung bakso jalan Angsana, ya. Belikan aku bakso di tempat biasanya,"

"Ok sayangku," Si Roy menutup telfonnya. Tante Anggi pun bersiap-siap guna menyambut kedatangan pria selingkuhannya tersebut.

Bell rumah berbunyi. Seorang pria berbadan tegap dan kece berdiri di dekat pintu pagar rumah.
Tidak lama kemudian seorang wanita membuka pintu dan keluar. Mereka saling tersenyum.
Wanita itu membuka kunci pagar, lantas mereka memasuki rumah mewah itu dengan bergandengan tangan.
Dua insan tadi tertawa renyah di tengah panasnya udara perkotaan.
Seperti biasanya saat mereka berdua bertemu dalam sebuah kerinduan yang mungkin semu karena di hati keduanya sedikit adanya rasa cinta, dan hanya nafsu yang menggebu-gebu. Mereka langsung melancarkan ciuman antar keduanya.
Tangan-tangan mereka saling menggerayangi satu sama lain hingga sebentar saja alunan desahan terdengar dari mulut keduanya.

"Kita ke kamar yuk Roy," Ajak tante  Anggi pada lelaki di dekatnya.

Sebentar saja mereka sudah bergumul di ranjang empuk berseprei warna putih. Mereka terus berpacu dalam nafsunya.
Roy tampak kurang bersemangat, tapi tidak demikian dengan wanita cantik bertubuh sexy tersebut, nafsunya sangat mengebu-gebu.

"Kenapa dengan kamu Roy, kok tidak seperti biasanya? Loyo,"

"Maafkan aku say, mungkin aku kecapekan,"

"Kecapekan? Ah kamu Roy,"

"Iya say, habis... tadi malam aku begadang sampai pagi," Kata Roy dengan tubuhnya sudah menggelepar disamping tante Anggi.

"Begadang apa main cewek?! Aku tidak suka kalau kamu sama cewek lain Roy,"

"Benar, semalam aku begadang, ronda dan bukan sama cewek say...,"

"Ya sudah. Terus bagaimana ini Roy? Tanggung banget ah," Tante Anggi menyibakkan rambutnya, lantas menuju ke kamar mandi. Sementara si Roy hanya memandangi langit-langit kamar.

"Kok kamu memakai baju sih say," Tanyanya Roy yang melihat wanita itu tengah mengenakan pakaian setelah keluar dari kamar mandi.

"Emmm, aku kasihan saja sama kamu Roy bila harus dipaksakan. Kita bisa melakukannya lain waktu jika kamu fit, ok," Ucap wanita tersebut mencoba menenangkan Roy yang tampak bersalah atas permainannya.

"Ok say, tidak apa-apa. Kita jalan-jalan keluar saja yuk say,"

"Maaf Roy, aku nggak bisa. Sebentar lagi mungkin saudaraku akan datang kesini,"

"Lha terus bagaimana denganku say?"

"Mungkin kamu harus pulang dulu sebelum saudaraku datang dan mengetahui keberadaanmu Roy,"

"Baiklah kalau begitu," Roy kembali mengenakan pakaiannya. Lelaki itu mengecup kening wanita cantik di sampingnya, lalu pamit pulang.

"Sebentar Roy, ini untuk ongkos taxi nanti," Selembar uang seratus ribu ia berikan pada lelaki tegap tersebut. Lelaki tadi tersenyum dan keluar kamar yang diikuti oleh tante Anggi.
Wanita sexy berambut panjang bertubuh sintal itu hanya mengantar Roy sampai di halaman depan rumahnya, kemudian kembali masuk ke dalam rumah.
Dia menghempaskan tubuhnya ke sofa. Matanya memejam.

"Anton, ya Anton. Aku harus menghubunginya," Dia mengambil Smartphonenya, dan jemarinya langsung menari di layar smartphone miliknya.

(Bersambung)

Tweet