Selingkuh Gila-Gilaan, Part 2

"Kemana ini si Anton, lama banget nggak diangkat.
Huuhhh, nelfon Jimmy saja deh," Wanita itu menelfon pria yang lain karena Anton yang sedari tadi ditelfon tidak juga mengangkat panggilan darinya.
Wajahnya tampak cemberut karena lelaki bernama Jimmy pun tidak segera menganggkat telfon darinya.

"Pada kemana ini laki gue? Hemmm," Diletakkannya smartphone tadi di atas meja. Ia hendak mengambil air minum, tapi telphone itu berdering.
Dia ngedhumel pada orang yang menelfonnya.

"Ada apa say?" Suara lelaki dari seberang.

"Kemana saja kamu Ton?! Kamu bisa ke rumahku kan? Sekarang,"

"Bisa, sebentar ya," Jawab lelaki tersebut. Gagang telphone kemudian diletakkannya. Wajahya tampak berseri karena sebentar lagi lelaki itu akan datang menemaninya.

Entah apa sebenarnya yang ada di benak tante Anggi, hampir setahun ini dia suka selingkuh dengan tiga pria bergantian. Hal itu terjadi ketika dia merasa kalau sang suami tidak perkasa lagi di atas ranjang.
Suami tante Anggi selalu saja kalah sebelum dirinya sampai kepuncak permainan.
Mula-mula tante Anggi membiarkan loyonya sang suami. Namun lama kelamaan dia jengah juga. Akhirnya dia mencari lelaki di luar guna memuaskan gelora nafsu yang selalu menggebu.
Saat dirinya tengah jalan-jalan ke sebuah mall, ia bertemu dan berkenalan dengan Roy, lelaki kece berpenampilan perlente.
Keduanya asik mengobrol di KFC sembari menunggu hujan reda.

"Hujannya nggak reda-reda ya," Ucap wanita cantik dengan jemarinya memainkan bibir gelas kaca.

"Iya ini, tapi nggak apa-apa, kan kita bisa...," Lelaki bernama Roy itu tidak melanjutkan kalimatnya.

"Bisa apa Roy?"

"Bisa berlama-lama disini, heheee.
Eh, kamu sudah bersuami kan?" Tanyanya Roy.

"Emmm, sudah sih. Kenapa memang?"

"Tidak kenapa-kenapa. Kamu terlihat cantik meski sudah bersuami,"

"Ah, bisa saja kamu Roy," Tante Anggi mengulas senyum. Dia memandang lelaki gagah itu tidak berkedip hingga Roy pun tersipu.

"Kita pulang saja yuk Roy," Ajaknya wanita berambut hitam panjang dan berpakain sexy.

"Pulang kemana Nggi? Diluar masih hujan. Memangnya aku boleh pulang ke rumahmu, ya?"

"Boleh saja kalau kamu mau, bercanda Roy.... bercanda.
Ya sudah, aku pulang dulu ya,"

"Eits..., tunggu dulu. Aku juga mau pulang ah...,"

"Pulang ke mana?"

"Ke rumah kamu, heheee,"

"Serius?"

"Serius kalau diperbolehkan,"

"Tapi nanti jangan macam-macam lho ya...,"

"Nggak, kan ada suamimu,"

"Suamiku lagi berlayar kok, dia nggak ada di rumah," Kata tante Anggi.
Entah siapa yang memulainya, mereka berdua tampak bergandengan tangan menuju ke sebuah mobil yang terparkir di luar mall.

Hujan semakin deras. Tante Anggi tampak tenang dalam menyetir mobil tersebut. Dia terus memyusuri jalan aspal nan licin itu menuju ke rumahnya.
Sesekali wanita sexy yang duduk di belakang stir itu melirik ke arah lelaki di pinggirnya. Begitu juga dengan Roy, dia terlihat selalu memperhatikan kecantikan perempuan tersebut.

"Jadi suamimu bekerja di pelayaran, begitukah?"

"Iya Roy,"

"Berapa lama suamimu berlayar? Maksudku pulangnya ke rumah begitu.
Tetanggaku juga ada yang kerjanya di pelayaran dan pulangnya hampir enam bulan sekali," Lelaki itu memandang tante Anggi tak berkedip. Sementara wanita itu terdiam sebentar. Dia mengamati wajah si Roy, lantas melemparkan senyum manisnya ke lelaki tersebut.

"Iya Roy. Terkadang suamiku hampir lima bulan baru pulang. Dia sudah menjadi Kapten Kapal jauh "sebelum kami menikah,"

"Oh begitu, kasihan juga ya kamu,"

"Kasihan bagaimana maksudmu,"

"Ya kasihan.. kesepian begitu, maaf lho,"

"Tidak apa-apa. Ya... begitulah,"

Mereka terus berpacu dengan mobil itu. Sebentar kemudian mereka sampai di rumah tante cantik tersebut.
Roy tampak tercengang dengan bangunan rumah di depannya. Rumah wanita itu tampak berdiri megah di atas tanah yang lumayan luas.
Setelah dipersilahkan masuk, lelaki itu pun duduk di atas sofa. Dia tampak terkesima dengan seisi rumah tersebut. Maklum, walaupun Roy berpenampilan perlente, sebenarnya dia hidup kekurangan, tinggalnya pun di rumah sangat sederhana milik orang tuanya.

"Silahkan di minum dulu Roy," Ucap wanita tersebut. Dia menata rambutnya karena tali karet di rambutnya terlepas. Roy yang ditawari minuman dan kue itu hanya mengangguk pelan. Lelaki itu malah fokus memperhatikan kancing baju tante Anggi yang terbuka di bagian atas.

"Sangat besar dan mewah sekali rumahmu ini tante," Kata Roy kemudian.

"Nggak juga.
Jangan panggil aku dengan tante ah, nggak enak di dengarnya. Panggil saja dengan namaku, Anggi,"

Mereka berbincang ngalor-ngidul ngelantur tidak karuan. Tiba-tiba saja 'Pyaaar!' gelas di tangan tante Anggi jatuh. Beling pun berhamburan kemana-mana. Dengan cepat wanita membersihkan pecahan gelas tersebut. Tidak mau tinggal diam, Roy juga memunguti beling itu.

"Aduh,"

"Hati-hati Roy, dalam nggak lukanya?" Tante sexy itu memegang tangan Roy dan mengamati lukanya yang tertusuk pecahan gelas. Dia mengambil obat anti septik kemudian menuangkannya ke tangan si Roy. Keduanya saling pandang melempar senyum.
Tante Anggi menatap Roy penuh maksud. Tiba-tiba saja ia meremas lembut jemari lelaki tersebut. Mendapat remasan tak terduga, Roy pun mengimbanginya dengan remasan-remasan yang lebih syur.

Kedua insan manusia tersebut larut dalam remasan dan rabaan yang menggelitik membangkitkan birahi.
Tubuh tante Anggi ambruk dipangkuan Roy. Dia mendongak, tatapan matanya syahdu menggapai wajah lelaki gagah yang memangkunya.
Roy sempat bingung atas apa yang dilakukan wanita itu. Belum juga lelaki itu sadar, kepalanya ditarik tante Anggi dan ciuman bertubi-tubi mendarat di bibirnya Roy.
Tak mau kalah, Roy yang tidak mau ambil pusing atas perlakuan seperti itu, dia langsung mengulum bibir sexy perempuan tersebut.
Sejak saat itulah antara tante Anggi dan Roy kemudian sering melakukan hubungan intim. Mereka tidak memperdulikan apa yang bakal terjadi, yang ada di benak mereka adalah saling memberi dan memuaskan.

'Tet tet tet...' suara bell rumah berbunyi. Tante Anggi yang tengah duduk merenung itu bangkit dan membuka korden jendela. Dilihatnya seorang pria bertubuh tegap dan berotot sedang berdiri di dekat pintu pagar.

(Bersambung)

Tweet