Suamiku Potong Alat Kelamin Pemerkosaku

Aku hanya bisa terbengong dengan apa yang dilakukan oleh suamiku. Dia sangat kecewa ketika mengetahui diriku yang sudah tak perawan lagi.
Sebulan sebelum kami menikah. Aku mengalami pemerkosaan disebuah mobil travel, aku diperkosa oleh sopir mobil travel yang aku tumpangi.

Waktu itu diriku mau pergi ke kota yang jaraknya lumayan jauh dari kampungku. Demi sebuah kenyamanan dalam perjalanan, aku memutuskan untuk naik mobil travel. Hari itu, ada enam penumpang di dalam mobil travel, termasuk diriku.
Mobil melaju dengan pelan menyusuri jalanan beraspal. Namun saat sudah berada di jalan raya, mobil melaju dengan kecepatan tinggi.
Seorang penumpang turun disebuah daerah, kemudian mobil melaju lagi dengan kecepatan lebih tinggi dan memang seperti mengejar waktu.
Dalam perjalanan itu diriku lebih banyak diam nggak banyak berkata-kata. Selain aku tidak mengenal penumpang-penumpang itu, diriku juga kurang bergaul dan hal itulah yang mungkin membuatku enggan berbicara kepada penumpang yang lain meskipun hanya berbasa-basi.

Laju mobil tiba-tiba melambat. Dua orang kemudian turun, dan penumpang tinggal tiga orang. Satu jam kemudian dua orang turun di tempat tujuan yang sama. Tinggal diriku penumpang di dalam mobil itu. Sang sopir pun kembali menggeber laju mobilnya.
Mungkin dua tiga jam lagi diriku akan sampai di tempat tujuan, gumamku sembari memejamkan kedua mata karena terasa mengantuk.

"Sebentar ya mbak," Sopir itu meminggirkan mobilnya tepat di sebuah apotik obat, lantas dia keluar dan tampaknya membeli sesuatu di apotik tersebut. Aku menggangguk kecil dan hanya melihatnya dari balik kaca mobil, kemudian memejamkan mata lagi.Tidak berapa lama, sopir tadi sudah berada di baling stir untuk kemudian menjalankan mobilnya lagi.

Tanpa kusadari, ternyata sopir travel itu selalu memperhatikan diriku semenjak masih di tempat pempelian tiket atau kantor travel di mana kami memulai berangkat
Aku gelagapan saat sadar jika air minum yang kubawa ternyata sudah habis. Maklum, meskipun hari itu malam dan mobil pun ber-AC tapi tenggorokanku sering terasa kering hingga akupun banyak minum.

"Maaf mas, apa bisa berhenti sebentar? Saya mau membeli air minum dulu,"

"Air minum, haus ya? Ini ada air minum kalau mbak mau," Ucap dia yang lantas memberikan botol air minum yang masih berisi penuh.Mulanya aku hendak menolak pemberiannya, tapi setelah aku pikir... sebentar lagi akan sampai di tempat tujuanku maka aku terima air dalam botol tersebut, toh paling hanya beberapa teguk saja kuminum, pikirku.
Botol air minum itu aku terima juga, lalu meminum isinya. Kulihat sopir itu tersenyum sendiri
Beberapa menit setelah meminum air tadi, kepalaku terasa pusing, pandangan berkunang-kunang. Sebentar kemudian aku merebahkan tubuh di tempat duduk penumpang karena rasa kantuk yang teramat berat kurasakan.

Cukup lama aku tertidur, tahu-tahu saat aku terbangun, aku merasakan perih di alat kewanitaanku. Dengan sangat berhati-hati agar sopir tidak melihat apa yang aku lakukan, aku masukkan tanganku kedalam celana dalam yang kupakai karena diriku ingin tahu apa yang telah terjadi kepadaku.
Aku sangat terkejut, tubuhku bergetar. Ada darah di kemaluanku. Darah menstruasi? rasanya bukan, sebab aku tahu betul jika mentruasi nggak akan perih seperti itu.
Aku memandang sopir itu, dia masih tampak tenang-tenang saja.

"Apa yang telah kamu lakukan kepadaku?!" Tanyaku pada sopir itu dengan nada keras.

"Maksudmu?"

"Kamu jangan berpura-pura! Apa yang kamu lakukan terhadapku saat aku tidur tadi hah?!"

"Aku..., aku telah menikmati keperawananmu,"

"Apa kamu bilang?!!! Berhenti dan turunkan aku sekarang juga! Aku akan melaporkan perbuatanmu ini ke Polisi!"

"Kamu jangan macam-macam! Aku akan membunuhmu sekarang juga!" Ancamnya kepadaku dengan mengacungkan sebuah kunci roda. Melihat hal itu, nyaliku menjadi ciut. Wajah sopir itu tampak beringas memandangku. Dia menambah kecepatan laju mobilnya. Dia membawaku ke sebuah tempat sepi. Di bawah ancamannya, aku kembali diperkosanya dengan sangat beringas.
Setelah menikmati diriku dengan puas, sopir itu kemudian mengantarkan diriku sampi ke tempat yang aku tuju sebelumnya.

Aku tidak bisa berbuat apa-apa atas musibah pemerkosaan yang kualami. Aku diam dan terus diam sampai pada akhirnya sebulan kemudian aku menikah dengan pacarku.
Aku bisa melihat rasa kecewa diraut muka suamiku saat kami berhubungan intim. Namun aku tidak bisa berbuat apa-apa kecuali hanya diam dan tidak berani menceritakan kejadian yang kualami sebelum menikah itu.

Hari-hari aku alami serasa dalam kehampaan. Meskipun aku telah menikah dengan pria yang kucintai, tapi dia banyak diamnya. Sangat beda dengan sewaktu kami belum menikah, dia selalu memberikan keriangan pada hariku.
Sebagai istri yang baik, aku pun menanyakan kenapa suamiku sepertinya acuh terhadapku, padahal kami kan termasuk pengantin baru.

"Seharusnya kamu tahu sendiri dengan apa yang kamu berikan kepadaku di malam perkawinan itu," Jawabnya suamiku saat aku bertanya kenapa dia tampak acuh kepada diriku.

"Maksudnya kamu mas?"

"Apakah aku harus menanyakan kalau kamu sudah tidak perawan?"

"Iya mas, aku sudah tidak perawan. Aku diperkosa oleh sopir travel sebulan sebelum kita menikah," Diriku pun menjelaskan semuanya kepada suami dengan perasaanku yang teriris. Mendengar penjelasanku tadi, suamiku langsung marah. Dia pun bertanya apa sopir travel itu yang memperkosaku? Kebetulan memang waktu itu dia lah yang membelikan tiket perjalanan di agen travel tersebut. Aku pun menganggukkan kepala bertanda ya.

Rupanya perbuatan sopir travel itu sangat membuat suamiku marah besar. Suamiku sangat sakit hati terhadap sopir tak tahu diri tersebut. Hingga pada puncak kemarahan suamiku, dia mendatangi agen travel tersebut. Suamiku kemudian memesan tiket untuk melakukan perjalanan ke suatu tempat yang mana sopir pemerkosaku yang mengantarnya
Sungguh aku tidak mengetahui sebelumnya apa yang akan suamiku lakukan pada sopir travel tersebut. Kemudian suamiku bilang kepadaku jika dirinya telah memotong alat kelamin sopir tersebut, kemudian memasaknya menjadi sayur, dan memakannya.
Aku berkidik atas apa yang dilakukan oleh suamiku pada sopir travel itu. Aku tidak bisa menyalahkan suamiku. Sopir itu kini telah mati karena alat kelaminnya yang dipotong. Suamiku sendiri kini tengah dalam pemeriksaan Polisi. (*)

8 Tanggapan untuk "Suamiku Potong Alat Kelamin Pemerkosaku"

  1. Cinta itu bukan dari kelamin, tapi dari hati.

    BalasHapus
  2. Hahahaaa, tapi untuk lelaki yang katanya berpengalaman dan sangat mengharap utuhnya kegadisan maka orang tersebut akan sangat merasa kecewa jika si wanita ternyata sudag tidak original lagi, itu kata sebagian orang sih... Kalau saya sendiri Alhamdulillah mendapatkan sperpart yang asli itu gan...

    BalasHapus
  3. Waduh, sangat mengerikan sekali itu pemotongan alat kelamin. Untung yang dipotong alat kelaminnya kemudian meninggal dunia, jika tidak.. Maka dia akan menderita seumur hidupnya karena saat dirinya nafsu pada wanita maka nggak bisa memasukkan itunya, hahaa.

    BalasHapus
  4. Sangar gan..., nggak jijik itu orang yang memotong alat kelamin si korban dan memasaknya, lantas memakan sayur alat kelamin itu.. Hiiiii... Takut...!!!

    BalasHapus
  5. Hahahaa, pasti kelabakan itu yang dipotong alat vitalnya kalau dia masih hidup.

    BalasHapus
  6. Mungkin karena saking sakit hatinya si pemotong terhadap si korban. Jadi sampai segitunya ia memasak alat kelamin itu dan memakannya, hahaa.

    BalasHapus
  7. Wow, sangat mengerikan sekali itu gan..

    BalasHapus